Langsung ke konten utama

Jadilah Dirimu Sendiri!

 Baca ya...temukan sendiri nilai-nilai dalam cerita ini!
Kisah Induk Ayam dan Elang

  • Suatu hari di sebuah desa, seekor elang hinggap di pohon kayu yang besar. Sang elang segera memilih pohon itu sebagai tempat tinggalnya. Dengan keahliannya, ia membuat sarang yang nyaman untuk di tinggali. Beberapa minggu, sang elang hendak bertelur. Diputuskanlah untuk tak lagi terbang dalam beberapa hari. Akhirnya ia bertelur. setelah ia bertelur, sang elang mulai mengerami telurnya yang cukup besar itu.
  • Dari atas pohon, sambil mengerami telurnya, ia melihat ke bawah. Di bawah itu, ada seekor induk ayam. "Suatu hari nanti, engkau hei ayam akan kusantap. tunggu sajalah waktunya, "bisik sang elang  dalam hati. 
  • Namun, tiba-tiba, ada getaran hebat yang ia rasakan. Seluruh pohon bergoyang-goyang dengan kuat. Penduduk desa yang ada di bawah, berlarian ke sana sini. keluar dari rumah mereka. Sang elangpun  terbang. Sementara sarangnya yang besar beserta telurnya jatuh ke tanah. Ternyata baru saja terjadi gempadi desa itu.
  • Elang terbang entah kemana. Mencari tempat baru yang aman. Telurnya tak dapat diselamatkannya.
  • Beberapa saat setelah gempa terjadi. sang induk ayam melihat sebuah sarang yang berisi telur. Lalu dieraminya. beberapa hari,telurpun menetas. ayam merasa yang menetas itu adalah anaknya, dan sang anak menganggap bahwa induk ayam itu adalah induknya. 
  • Hari berganti hari, sang anak ayam tumbuh besar. namun, tubuhnya berbeda dengan anak ayam yang lainnya. Sering ia bertanya, kenapa tubuhnya lebih besar dari teman-temannya yang lain. sang induk ayam mengetahui kegelisahan hati anaknya. Namun, ia tak mau menceritakan siapa anak ayam itu sesungguhnya. Ia mencintai anaknya itu, namun ia juga sedih jika sesungguhnya kodrat sang anak adalah burung perkasa yang bisa terbang dan hanya menjadi anak ayam yang berbeda dengan teman-temannya. dan suatu hari nanti, pastilah penduduk desa akan menghabisinya karena dianggap pemangsa ayam dan jenis unggas lainnya. Ahhh... ada konflik yang dirasakan sang induk ayam.
  • Rasa sayang dan kodrat anaknya. 
  • Esok harinya, sang anak duduk termenung. Induk ayam tak tega melihatnya. Dengan resiko besar, ia memberanikan bicara dengan sang anak. induk ayam mengajak sang anak berjalan-jalan, lalu lihatlah dirimu nak, kata sang induk Perhatikan diriku, dan perhatikan juga dirimu. Sang anak tak mengerti apa yang dimaksud induknya. Perhatikanlah dirimu nak. perhatikan aku, dan perhatikan pula yang terbang di atas sana...Sang anak mulai memperhatikan dirinya, induknya, dan burung yang sedang terbang. Kemudian sang induk meminta anaknya untuk mengepakkan sayapnya. Si anak pun mengepakkan sayapnya. Si anak bingung apa maksud induknya. Kemudian induk memerintah lagi untuk mengepakkan sayapnya.
  • Melihat anaknya bingung, si induk dengan berat hati menceritakan siapa dan bagaimana sebenarnya anaknya itu. Engkau sebenarnya bukan telur yang keluar dari perutku. Suatu hari terjadi gempa, engkau telur yang jatuh dari sebatang pohon. Aku mengeramimu, dan menetaslah engkau. Engkau sesungguhnya telur dari seekor elang yang kuat dan perkasa. Ia tak bisa menyelamatkanmu, tapi semua induk akan menyayangi anaknya.
  •  Mendengar cerita si induk, anak ayam itu mulai mengerti siapa dia. Namun ia tak mau terbang dan tak mau menjadi elang. biarlah ia menjadi anak ayam selamanya.
  • Berkali- kali ia mengalami masalah. Ia diincar penduduk desa. untung saja dia segera disembunyikan  sang induk.
  •  Sang induk ayam tak tega melihat kondisi itu, akhirnya tegas ia berkata ,"Percayalah padaku. terbanglah, terbang yang tinggi, jadilah dirimu yang sesungguhnya. Aku begitu egois sekiranya kau tetap kuperlakukan sebagai anak ayam. sampai kapanpun aku menyayangimu. . Terbanglah, temukan indukmu yang sesungguhnya.Temukan kodratmu yang sesungguhnya. (cerita dari cerita)

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjadi Seorang Ibu itu Indah (By: Fatmi Amro, M.Pd)

“Menjadi seorang ibu itu indah” tulisan ini kutujukan kepada semua wanita bukan hanya seorang wanita yang melahirkan anak tetapi bisa juga kepada seorang wanita yang memiliki cinta kasih terhadap anak. Karena bagiku, seorang ibu yang tidak bisa melahirkan anak juga mampu mendidik dan membesarkan dengan cinta kasih walau tidak terlahir dari rahimnya sendiri. Tulisanku ini adalah beberapa peristiwa penting pengalamanku sebagai ibu. Ini adalah beberapa fase dimana aku sangat mensyukuri bahwa sebagai orangtua, tidak hanya berkewajiban melihatnya tumbuh dengan mata kepala sendiri tapi menemaninya tumbuh diiringi dengan hati, sehingga kita tak sekedar melihatnya tapi juga memahaminya. Kadang kita harus sadar, mereka tumbuh dan menjadi diri sendiri. Ada masa dimana mereka tidak selalu menyamakan pendapat dengan kita. Ada saat kita harus menentukan sebuah keputusan yang mungkin diluar dugaan kita. Menurut kita benar, belum tentu menurut mereka benar atau belum tepat. Perkemb