Langsung ke konten utama

Kuceritakan karena senja telah mendekat (By. Bunda Fatmi)

Kuceritakan padamu...



Kalaulah waktu bisa kuulang, ingin kuputar kembali
Bukan menyesali yang telah terjadi
Bukan menyalahi kodrat
Bukan pula tak menyukuri nikmat

Karena ada hikmah di setiap ruang waktu,
Ingin kubagi cerita itu denganmu
Ambillah manis dan pahitnya
Manisnya untuk penyemangatmu
Pahitnya untuk pembelajaranmu

Ada masalah besar, ada masalah kecil
Jangan kauanggap masalah besar tak bisa mengecil
Jangan kau anggap masalah kecil tak bisa membesar
Semuanya tergantung pada bijak cara pandangmu

Ada yang datang tertawa denganmu
Ada yang pergi menangis karenamu
Terlebih dalam berucap
Terkurang dalam berbuat
Dunia menggoda, karena cantik dan indah dalam pandangan
Dan kitapun cenderung dalam kesenangan

Senjaku mulai datang
Menyapaku pelan-pelan
Karena itu aku ceritakan padamu
Aku tak bisa menyamakan pandang denganmu
Aku tak bisa menjadikanmu menjadi diriku
Aku tak membuat pagar denganmu
Yang akan membatasi antara kau dan aku

Tapi perbedaan jelaslah ada
Generasi tidaklah sama
Aku hanya ingin bercerita
Sama halnya kau dengan aku
Bahwa waktu tak mau menunggu

Senjaku mulai datang
Menyapaku pelan-pelan
Melalui kulit dan rambut yang sudah mulai beruban

Kuceritakan ini padamu
Karena senjaku mulai mendekat
Kuceritakan ini padamu
Karena ikatan cintaku padamu yang begitu erat









Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjadi Seorang Ibu itu Indah (By: Fatmi Amro, M.Pd)

“Menjadi seorang ibu itu indah” tulisan ini kutujukan kepada semua wanita bukan hanya seorang wanita yang melahirkan anak tetapi bisa juga kepada seorang wanita yang memiliki cinta kasih terhadap anak. Karena bagiku, seorang ibu yang tidak bisa melahirkan anak juga mampu mendidik dan membesarkan dengan cinta kasih walau tidak terlahir dari rahimnya sendiri. Tulisanku ini adalah beberapa peristiwa penting pengalamanku sebagai ibu. Ini adalah beberapa fase dimana aku sangat mensyukuri bahwa sebagai orangtua, tidak hanya berkewajiban melihatnya tumbuh dengan mata kepala sendiri tapi menemaninya tumbuh diiringi dengan hati, sehingga kita tak sekedar melihatnya tapi juga memahaminya. Kadang kita harus sadar, mereka tumbuh dan menjadi diri sendiri. Ada masa dimana mereka tidak selalu menyamakan pendapat dengan kita. Ada saat kita harus menentukan sebuah keputusan yang mungkin diluar dugaan kita. Menurut kita benar, belum tentu menurut mereka benar atau belum tepat. Perkemb